Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 April 2025

PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN BAGI BALITA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING

Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan bagi Balita sebagai Upaya Pencegahan Stunting


Stunting adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya akibat kekurangan gizi kronis. Hal ini dapat berakibat serius pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Oleh karena itu, pengukuran tinggi badan dan berat badan bagi balita menjadi langkah penting dalam pencegahan stunting.

Tujuan Pengukuran
  • Identifikasi Masalah Gizi: Melalui pengukuran tinggi dan berat badan, pihak terkait dapat mengidentifikasi apakah balita mengalami stunting atau tidak.
  • Pemantauan Pertumbuhan: Pengukuran secara berkala membantu orang tua dan petugas kesehatan untuk memantau pertumbuhan balita, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil sedini mungkin.
  • Penentuan Intervensi Gizi: balita yang diperoleh dari pengukuran ini dapat digunakan untuk merencanakan program intervensi gizi yang tepat bagi anak-anak yang mengalami masalah gizi.

Metode Pengukuran
Pengukuran Tinggi Badan:
   - Gunakan alat ukur yang standar, seperti stadiometer.
   - Pastikan anak berdiri dengan tegak, kepala sejajar, dan kaki rapat saat diukur.
   
Pengukuran Berat Badan:
 
  - Gunakan timbangan digital yang akurat.
   - Timbang balita dalam keadaan tanpa alas kaki dan pakaian yang ringan untuk hasil yang lebih  akurat.

Frekuensi Pengukuran
Pengukuran tinggi badan dan berat badan sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya setiap bulan, untuk memastikan pertumbuhan balita terpantau dengan baik. 

Tindak Lanjut
  • Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa balita mengalami stunting atau memiliki indikator gizi buruk lainnya:
  • Konsultasi dengan Ahli Gizi: Penting untuk melibatkan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan anak.
  • Pemberian Suplementasi: Suplementasi vitamin dan mineral mungkin diperlukan dalam beberapa kasus untuk memperbaiki status gizi.
  • Edukasi bagi Orang Tua: Memberikan pendidikan kepada orang tua tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang baik untuk anak.

Pengukuran tinggi badan dan berat badan pada balita adalah langkah vital dalam upaya pencegahan stunting. Dengan melakukan pemantauan secara berkala, kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan pertumbuhan optimal bagi generasi mendatang. Keterlibatan semua pihak, termasuk keluarga, petugas kesehatan, dan pemerintah, sangat diperlukan dalam upaya ini.





 

Sabtu, 29 Maret 2025

PENYELENGGARAAN POSYANDU YANG BERKELANJUTAN DENGAN PENGADAAN POSYANDU YANG RAMAH ANAK




Penyelenggaraan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang berkelanjutan dan ramah anak merupakan langkah penting dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak serta ibu. Berikut adalah panduan untuk merancang dan melaksanakan Posyandu yang memenuhi kriteria tersebut:

Pengertian Posyandu Ramah Anak
Posyandu ramah anak adalah pos pelayanan kesehatan yang dirancang untuk menjadikan anak sebagai pusat perhatian, memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak dan keluarganya.

Tujuan
- Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan bagi anak dan ibu.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
- Memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan anak.

Komponen Posyandu Ramah Anak
  • Fasilitas Ramah Anak: Ruang yang bersih, nyaman, dan aman untuk anak, dengan area bermain yang cukup.
  • Pelayanan Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemantauan pertumbuhan, dan nutrisi.
  • Edukasi: Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi, termasuk cara memberikan makanan yang sehat untuk anak.
  • Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan Posyandu dan memberikan panduan yang jelas tentang perawatan anak.

Strategi Pelaksanaan
a. Persiapan dan Pengadaan Sumber Daya
  • Pelatihan Tenaga Kesehatan: Memberikan pelatihan kepada kader kesehatan dan tenaga kesehatan tentang cara pelayanan yang ramah anak.
  • Pengadaan Sarana dan Prasarana: Menyiapkan peralatan kesehatan yang ramah anak, area bermain, dan ruang tunggu yang nyaman.

b. Penyelenggaraan Kegiatan
  • Jadwal Kegiatan Teratur: Menetapkan jadwal kunjungan yang dapat diandalkan dan mudah diakses oleh masyarakat.
  • Kegiatan Terintegrasi" Mengintegrasikan layanan kesehatan dengan kegiatan lain seperti penyuluhan tentang pola asuh anak.

 c. Kemitraan dan Keterlibatan Masyarakat
  • Kolaborasi dengan Stakeholder: Bekerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung penyelenggaraan Posyandu.
  • Partisipasi Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Evaluasi dan Tindakan Lanjutan
  • Monitoring dan Evaluasi: Melaksanakan evaluasi rutin untuk menilai efektivitas layanan, kepuasan masyarakat, dan pencapaian tujuan.
  • Perbaikan Berkelanjutan: Berdasarkan hasil evaluasi, melakukan perbaikan pada aspek yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Kesadaran dan Edukasi Masyarakat
  • Kampanye Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Posyandu ramah anak melalui kampanye di media sosial, pertemuan komunitas, dan penyuluhan.
  • Edukasi kepada Orang Tua: Menerapkan program pendidikan tentang kesehatan anak, gizi, dan pentingnya imunisasi.

Penyelenggaraan Posyandu yang berkelanjutan dan ramah anak memerlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan. Melalui upaya ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Dengan langkah-langkah dan strategi yang tepat, Posyandu dapat menjadi tempat yang aman dan efektif untuk mendukung kesehatan anak dan keluarga.

Selasa, 25 Maret 2025

GERAK AKTIF BERSAMA LANSIA SEBAGAI RUTINITAS DI KANTOR DESA ITTERUNG


 Program "Gerak Aktif Bersama Lansia" di Kantor Desa Iterung merupakan inisiatif positif untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran lansia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melaksanakan rutinitas ini setiap bulannya bersama pegawai Puskesmas:

1. Perencanaan Kegiatan
  • Jadwal: Tentukan jadwal tetap, misalnya setiap bulan pada hari pertama minggu ketiga.
  • Jenis Kegiatan: Rencanakan berbagai aktivitas fisik yang sesuai untuk lansia, seperti senam, berjalan santai, atau permainan ringan.

2. Kolaborasi dengan Puskesmas
  • Partisipasi Pegawai: Libatkan pegawai Puskesmas untuk memberikan pendampingan dan bimbingan dalam kegiatan.
  • Penyuluhan Kesehatan: Sertakan sesi penyuluhan tentang pentingnya aktivitas fisik bagi lansia.
3. Persiapan Tempat dan Fasilitas
  • Lokasi: Pastikan lokasi nyaman dan aman untuk lansia, seperti aula desa atau taman.
  • Fasilitas Pendukung: Siapkan alat bantu jika diperlukan, seperti kursi atau pegangan, serta air minum.

 4. Promosi Kegiatan
  •  Menginformasikan kepada Masyarakat: Gunakan papan pengumuman desa, media sosial, atau pertemuan warga untuk mengajak lansia berpartisipasi.
  •   Membangun Antusiasme: Ajak anggota keluarga lansia untuk mendukung keikutsertaan mereka.

5. Evaluasi dan Umpan Balik
  •  Feedback Peserta: Setelah setiap kegiatan, kumpulkan umpan balik dari peserta untuk menilai kepuasan dan efektivitas.
  •  Perbaikan Program: Gunakan masukan untuk meningkatkan kegiatan di bulan berikutnya.

6. Kegiatan Tambahan
  •    Pemeriksaan Kesehatan: Adakan sesi pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh pegawai Puskesmas.
  •   Program Nutrisi: Berikan informasi mengenai pola makan sehat yang mendukung aktivitas fisik.

7. Membangun Komunitas
  •    Kegiatan Sosial: Selain gerak aktif, adakan kegiatan sosial seperti gathering atau potluck untuk mempererat hubungan antar peserta.

Dengan pelaksanaan rutinitas "Gerak Aktif Bersama Lansia", diharapkan kesehatan dan kebugaran lansia dapat terjaga, serta mereka merasa lebih terhubung dan didukung oleh komunitas.

Selasa, 06 Agustus 2024

KEGIATAN DAHSYAT ATAU DAPUR SEHAT ANTI STUNTING

Stunting adalah salah satu kondisi tumbuh kembang yang tidak sesuai dengan masa perkembangan anak-anak yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, kebersihan dan makanan dan minuman yang sehat.

Hadirnya kegiatan DAHSYAT atau Dapur Sehat ini yang merupakan gerakan yang dipelopori oleh BKKBN atau balai Keluarga berencana dan bina desa ini menjadi pelopor dasar menggerakkan dapur sehat ini sebagai cara pemberantasan dan pengurangan angka stunting di masyarakat. 


kegiatan Dahsyat ini mengundang berbagai kader-kader posyandu, para ibu hamil, ibu yang memiliki anak balita dan berbagai kader masyarakat khususnya para perempuan untuk memberi pemahaman dan tata cara pengolahan makanan dan minuman yang segar dan juga sehat. Hal ini dapat diperoleh dari dapur sehat kita ini,  dengan mengolah bahan makanan yang ada yang didapatkan dari pekarangan rumah seperti sayur-sayuran dan toga lainnya. 

Selain itu, kegiatan Pelaksanaan Dahsyat ini, juga bersampingan dengan kegiatan pencetusan dan dukungan terhadap  pengggerakan pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan obat. hal ini pengentasan kemiskinan karena penyediaan makanan dan sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan dapur masyarakat, mengurangi pengeluaran biaya makanan serta sebagai dasar untuk menggerakkan hidup sehat bagi masyarakat dengan memakan bahan makanan yang berasal dari olahan dari tanah kita sendiri. 

sitiaisyah110385@gmail.com

Kamis, 11 Juli 2024

KEGIATAN INTERVENSI GISI DAN CONTOH MAKANAN TAMBAHAN BAYI DAN IBU HAMIL

Intervensi kegiatan penyuluhan dan sosialisasi gizi yang dihadiri oleh konsultan gizi dan dokter gizi dari puskesmas terkait. Kegiatan ini dipelopori oleh puskesmasn dan pemerintah setempat untuk melakukan kegiatan pelatihan bagi kader posyandu desa dalam mengelola makanan tambahan bayi dan posyandu serta ibu balita dan ibu hamil. 
Tumbuh kembang anak yang sangat menjadi perhatian bidang kesehatan dan menjadi tugas dari para kader kesehatan dan kader posyandu agar senantiasa menjaga agar tidak adanya kondisi dikatakan stunting atau mendekati anak stunting di desa. Makanan menjadi dasar dari pertumbuhan dan perkembangan anak. 


pentingnya pemberian pemahaman masyarakat khususnya kader kesehatan dan kader posyandu untuk mengetahui cara pengolahan makanan tambahan bayi dan balita yang baik dan bergizi. kegiatan ini juga dengan mengajak para kader untuk menjadi pelopor lahirnya dasawisma di desa, dengan pembuatan sayur mayur dan penggunaan lahan pekaranagan utnuk tanaman sayur mayur, demi untuk emmenuhi gizi seimbang bagi masyarakat, dan bagi pribadi tentunya.

Dengan kegiatan ini, diharapkan pemahamana pada kader yaaitu kader posyandu dan kader kesehatan untuk melaksanakan tugas secara sebaiknya, 

Senin, 08 Juli 2024

PEMBERDAYAAN KADER MASYARAKAT MELALUI PEMICUAN UNTUK IMPLEMENTASI SELURUH PILAR STBM




Kegiatan pemberdayaan kader masyarakat melalui pemicuan untuk implementasi pilar STBM desa. Desa Itterung yang menjadi dan akan dijadikan menjadi desa STBM. Desa STBM yang mulai dilakukan dengan pemberlakuan yang semestinya dalam pemenuhan kebutuhan STBM Desa.

Kegiatan Desa yang dilakukan ini diantaranya dihadiri adalah kepala desa, babinsa dan babinkamtibmas, PKK Desa Itterung, Kader Kesehatan, Kader Posyandu, Staf Desa, Staf Puskesmas Terkait dan lainnya. 
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pemberlakuan STBM yang semakin baik.

 

Kamis, 30 Mei 2024

Dukungan Pemerintah untuk penurunan Angka Stunting dalam Bidang Kesehatan

 Kesehatan merupakan salah satu bidang yang menjadi fokus atau  prioritas dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di desa. Kesehatan menjadi fokus penting dalam pembangunan desa. Tubuh yang sehat akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang pintar, sehat lahir dan batin.

 Dari segi keberlanjutan, dana desa  menggunakan sistem dan dikelola berdasarkan peraturan yang ada. Hal ini terutama berlaku di bidang kesehatan.

 Regulasi yang paling penting dalam bidang kesehatan  adalah pencegahan anak dengan kelainan tumbuh kembang atau Stunting. Di beberapa wilayah kasus akan Stunting sudah banyak mencuak ke berbagai media, yang disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah terkait dalam penurunan angka Stunting, dan kematian di usia balita karena berbagai faktor.

Olehhya itu, penting adanya pertemuan yang menggagas tentang materi Stunting ini, sebagaimana dalam program prioritas pemerintah Negara Republik Indonesia yaitu penurunan Stunting melalui berbagai kegiatan khususnya dalam kegiatan posyandu yang berada di desa sebagai tindak lanjut langsung menyentuh masyarakat pelosok-pelosok Indonesia.

 Upaya  pencegahan kasus stunting di desa antara lain melalui program pemberian makanan tambahan gizi pada anak usia dini di Posyandu yang dilakukan setiap tahun oleh bidan  desa dan pelaksana pembangunan desa, yang dilaksanakan bekerjasama dengan pengurus Posyandu.

 Selain itu, prioritas anggaran dana desa juga berkaitan dengan kesehatan.

 Terdapat beberapa program penting diantaranya : 

Kenaikan insentif  minimal Rp 200.000 per bulan untuk kader Posyandu 

Kenaikan insentif minimal Rp 500.000 per bulan untuk bidan desa.

 Peningkatan insentif bagi KPM atau Pengurus Bina Lingkungan yaitu Rp 500.000 per bulan.

Makanan pendamping ASI tambahan  ini akan diberikan setiap bulan dan akan dimasukkan dalam rencana posyandu  puskesmas atau bidan desa.

 Makanan tambahan bayi yang sering diberikan adalah bubur kacang hijau atau bubur labu kuning atau jenis makanan lainnya.

 Hal ini akan dilakukan bekerjasama dengan posyandu setempat dengan menggunakan dana desa yang ada.

 Alasan makanan seperti bubur kacang hijau disiapkan secara massal oleh kader Posyandu adalah karena jika disiapkan dan dikelola bersama maka makanan yang ada bisa dibagikan kepada anak-anak kecil peserta Posyandu.

 Seperti yang terlihat pada foto di atas.

 Selain  itu,  pemberian makanan tambahan bayi mempunyai beberapa manfaat: Mencegah malnutrisi pada anak kecil di pedesaan Mendukung program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim Di masyarakat Mengurangi stunting  Meningkatkan gizi pada anak kecil.

 menganjurkan ibu dan bayinya untuk  datang ke Posyandu setiap bulan.

 Karena kue dan makanan yang dia sukai.

 Sebanyak dana yang diberikan. Makanan tambahan yang diberikan oleh bidan desa atau kader poshandu merupakan makanan yang kaya nutrisi dan diharapkan dapat dinikmati oleh semua anak kecil.

 Formula tambahan  diberikan setelah penimbangan, penimbangan, dan pengujian lainnya.

 Hal ini dikarenakan anak kecil lebih bersedia mengikuti tes jika melihat  makanan setelah tes atau pengukuran posyandu. 

 Anak kecil adalah sumber daya manusia yang  menjadi landasan dan standar bagi perkembangan umat manusia selanjutnya. Selain untuk makanan tambahan bagi balita yang posyandu,.makanan tambahan bagi bayi mulai usia 0 bulan sampai 9 bulan dalam kandungan juga perlu diperhatikan.ini berarti kondisi ibu atas makanan yang dikonsumsi mengandung gizi, dan vitamin yang menyuburkan tumbuh kembang janin dalam kandungan.  Dana desa juga dapat digunakan dalam pengadaan makanan tambahan bagi ibu hamil, seperti susu ibu hamil, obat tablet penambah darah atau vitamin-vitamin lainnya.

Selain daripada itu, dukungan pemerintah juga bisa bersifat mobilitas dari ibu hamil, balita, lansia dan seluruh masyarakat dalam mengadakan kesehatan dan berkunjung ke posyandu, Puskesdes, Pustu, puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya. 

 Oleh karena itu, pembangunan awal desa merupakan pembangunan yang bersumber dari dasar kemanusiaan.

 Mari kita mulai dari hal kecil dan membangun desa.

 Terima kasih, Masyarakat Desa. 


Sabtu, 25 Mei 2024

KEGIATAN LOKMIN DI UPT PUSKESMAS

 Kegiatan lokumin atau mini workshop lintas sektor merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Bagian Penerapan Teknologi Puskesmas UTP Puskesmas.

 Kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali atau dikenal dengan kegiatan triwulanan.

 ​Kegiatan ini dilakukan secara berkala untuk memastikan pengawasan kesehatan masyarakat di setiap wilayah Puskesmas dan memperkuat perhatian pemerintah.

 Kegiatan ini selalu dilakukan dengan mengundang dinas kesehatan terkait, pemerintah kabupaten, kepala desa wilayah kerja UPT Puskesmas, bidan desa, PKK, pendamping desa, dll. 

 Tujuan lokumin lintas sektoral ini antara lain: Penyajian data kesehatan masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Uraian prosedur dan kinerja  UPT Puskesmas selama tiga bulan.

 Menjelaskan sejauh mana fasilitas kesehatan desa terkait disponsori oleh UPT Puskesmas.

 memberikan gambaran atau bentuk sosialisasi  yang dilakukan oleh kepala desa setempat kepada tokoh masyarakat dalam pengenalan inovasi kedokteran yang dilakukan oleh UPT Puskesmas.

 Hal ini menjadi salah satu cara untuk menginformasikan masyarakat tentang kesehatan. Adapun yang dijadikan pembahasan besar dalam pertemuan ini adalah pusat kesehatan masyarakat ini melakukan peninjauan terhadap kegiatan kegiatan di masyarakat, kegiatan dan dukungan pemerintah puskesmas dan dukungan pemerintah desa dalam mengadakan dan menunjang perkembangan kesehatan di masyarakat. Perkembangan fasilitas kesehatan dan sarana prasarana kesehatan lainnya.

Serta Penjelasan mengenai dukungan pemerintah desa terkait penyediaan fasilitas kesehatan di desa.

 Sesuatu seperti di bawah ini.

Ketersediaan sarana cuci tangan, pola hidup sehat di masyarakat, kegiatan aktivitas fisik, posyandu untuk anak kecil dan posyandu lanjut usia, pemeriksaan kesehatan, serta dukungan pelaksanaan kegiatan bebas buang air besar sembarangan (ODF) di desa-desa terkontaminasi tersebut.

 Berdasarkan tinjauan yang ada, bahwa masih adanya Terdapat desa yang  belum terdaftar sebagai desa ODF di beberapa wilayah kecamatan. Namun di daerah puskesmas yang diadakan rapat ini, semua desa yang berada dalam lingkup pengawasannya telah terdaftar dan diketahuinya bahwa masyarakat yaitu ada 

 Selain itu, mendukung atau mendorong desa atau desa STBM menuju sanitasi berbasis masyarakat melalui enam pilar kesehatan, antara lain SPAL: saluran pengolahan limbah yang melibatkan seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan; STBM -UPT Wilayah kerja Puskesmas untuk mendukung desa dan bekerjasama dalam persiapan. Kegiatan Lokmin ini memberikan berbagai manfaat yang tercantum di atas berupa dukungan terkait kesehatan masyarakat dan pelayanan yang baik.

 Kegiatan Lokmin ini bertujuan untuk mengajak setiap desa untuk bersama-sama menjadi desa  terdepan dalam memberikan pelayanan dan pelayanan kesehatan terbaik di desanya masing-masing, serta mencontoh desa-desa yang sukses dengan dukungan fasilitas kesehatan yang memadai panutan.

 Ini bisa digunakan untuk  ajang sharing dan berbagi tips jitu bagi setiap pemerintah desa dalam pengembangan desa menuju desa sehat dan desa maju. 


Selasa, 07 Mei 2024

BPJS Kesehatan dalam Bentuk Kartu JKN

BPJS atau Badan Pengelola Jaminan Sosial adalah salah satu badan yang diberikan kewenangan dari pemeirntah untuk mengelola jaminan sosial masyarakat. Ada dua jenis BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS adalah badan pengelola jaminannya, sedangkan untuk kartu kepemilikan yang dimiliki masyarakat adalam JKN, atau kepanjangan dari Jaminan Kesehatan. 

Kata BPJS bagi masyarakat digunakan untuk menunjukkah kartu BPJS itu, BPJS yang ada hanya pada BPJS Kesehatan saja. Sehingga jika kita menyebut kata bPJS maka identik dengan Jaminan Kesehatan masyaraka. Berikut diuraikan tentang pengtinya BPJS Kesehatan atau Jaminan Kesehatan bagi masyarakat, diantaranya:

Kegiatan pertama harus dimasukkan dalam rencana kegiatan. Penting untuk mendaftarkan bayi baru lahir Anda di kantor BPJS setempat. Pendaftaran BPJS bayi baru lahir dapat dilakukan secara simultan dan cepat.  Bayi baru lahir biasanya memiliki Kartu Peserta BPJS dengan daftar seperti contoh di atas. Dalam hal pengayaan dan pengumpulan data bayi baru lahir, kami kini terus diawasi oleh otoritas  kesehatan yang ada.


Bagi anak-anak dan individu, kehadiran BPJS  sangat bermanfaat bagi kegiatan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan manusia. BPJS yang ada dapat digunakan untuk menjamin pengobatan dan kesehatan anak-anak di bawah usia lima tahun lainnya. Persyaratan pendaftaran bayi dibawah umur 5 tahun adalah: Surat BPJS sementara yang dikeluarkan oleh puskesmas atau rumah sakit terdekat tempat  ibu melahirkan.

 BPJS bagi anak bayi saat ini hanya berlaku 3 bulan sejak diterbitkan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa seluruh pengurusan dan pendaftaran anak kecil dilakukan oleh orang tua. Apabila jangka waktunya melebihi 3 bulan  maka BPJS sementara yang sudah ada menjadi tidak berlaku atau dinonaktifkan. Dan itu tidak dapat digunakan kembali.

Seorang anak akan menerima BPJS sementara jika orang tuanya mendaftarkan diri ke BPJS sejak  hamil dan melaporkan kehamilannya ke bidan di  puskesmas setempat. Pencantuman bayi baru lahir pada kartu keluarga atau akta kelahiran. Dengan mengolah dan melengkapi data administrasi neonatal dan menyesuaikannya dengan anak yang ada.

 Bawalah fotokopi Kartu Keluarga, KTP, dan BPJS Sementara untuk mendaftarkan bayi baru lahir Anda dan laporkan ke BPJS terdekat. Mendaftarkan bayi baru lahir Anda pada aplikasi BPJS yang  sudah ada akan mengaktifkan BPJS untuk bayi Anda dan memungkinkan Anda menggunakan fungsi BPJS ini di mana pun Anda berada. Kebijakan kantor BPJS sendiri menyatakan bahwa  kartu BPJS saat ini tidak dicetak.

Oleh karena itu, hanya KTP termasuk nomor NIK bayi saja yang boleh ditunjukkan pada saat berobat atau berkunjung ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, dan Fasilitas Kesehatan lainnya. Demikian penjelasan mengenai pentingnya BPJS bagi bayi baru lahir. Jika sudah siap dan lengkap, administrasi publik yang ada dapat menyediakan dan memanfaatkan berbagai fungsi yang ada.

 Diri yang sehat akan menciptakan sumber daya manusia yang mampu bertahan dalam ujian waktu khususnya kesehatan yang harus senantiasa dijaga agar senantiasa sehat dan bugar dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.



Jumat, 19 April 2024

Berbagai menu Varian Makanan Tambahan di Posyandu

Gambar 1 Menu Makanan Tambahan Balita di Posyandu

Menu Makanan apa yang cocok untuk Kegiatan Posyandu?


Hi, Moms. sudah tentu kita tahukan apa itu posyandu? Posyandu adalah tempat yang digunakan dalam melakukan aktivitas imunisasi dan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui tumbuh kembang anak yang dilakukan di setiap bulannya. 

Kegiatan posyandu di lakukan dan difasilitasi oleh pihak puskesmas terkait dan pemerintah desa, dalam hal ini bidan desa, kader kesehatan serta kader posyandu. Kader Posyandu direkrut oleh pemerintah desa, untuk membantu dalam kegiatan posyandu di desa dalam setiap bulannya. Sehingga setiap dusun yang terdapat dalam suatu desa, memiliki sebanyaknya 5 kader posyandu. sehingga jika jumlah dusun dalam desa tersebut adalah 4 dusun maka kader posyandunya adalah sebanyak 20 orang. 

kader posyandu dalam melaksanakannya tugasnya, yaitu memanggil warga dalam hal ini orang tua balita dan balitanya agar datang ke posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak puskesmas. selain itu, kader posyandu untuk mencatat kehadiran para balita dan juga mencatat berat badan, tinggi badan dan juga mengukurnya dan membantu bidang dalam pengisian KIA anak yang berwarna pink yang berisi tentang berat badan dan pertumbuhan anak tersebut. 

dalam kegiatan posyandu, para kader posyandu ini juga diberikan insentif oleh pemerintah desa dalam hal ini dana desa sebesar 200 ribu per bulannya dalam mendukung kegiatan posyandu ini. 

Nah dalam setiap kegiatan posyandu dalam dana desa telah di atur tentang kegiatan posyandu yang bermaksud dalam memberikan gizi dan kebutuhan Gisi anak balita.  HaL ini juga dilakukan  untuk mencegah terjadinya stunting atau gizi buruk bagi anak-anak. 

Menu makanan yang diberikan kepada balita yang datang posyandu juga bermacam-macam setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar anak-anak tercukupi berbagai varian gizi yang masuk dalam tubuhnya. juga agar anak-anak tidak merasa bosan akan menu makanan di posyandu.

Adapun beberapa menu atau varian makanan yang diberikan posyandu seperti: 

1. bubur Kacang Hijau

2. Bubur Beras Ketan Hitam

3. Bubur Labu

4. Bubur Kacang kedelai

Dan berbagai varian bubur lainnya yang diperuntukkan bagi balita. Selain daripada itu dari berbagai desa atau berbagai wilayah dalam mendukung kegiatan posyandu yang didanai oleh Dana Desa ada pula yang melakukan kegiatan bukan makanan jadi yang diberikan kepada balita, tapi berupa makanan instans seperti biskuit, mainan seperti bola dan lainnya untuk meningkatkan tingkat partisipasi anak datang ke posyandu. 

Selain itu, varian sayur-sayuran atau berbagai jenis ikan juga kadang diberikan sebagai upaya peningkatan makanan tambahan bagi bayi balita dan ibu-ibu hamil. Hal ini dilakukan dengan alasan, jika diberikan bahan pokok kepada masyarakat yang datang posyandu, masyarakat dapat mengolahnya menjadi makanan. Yang mereka sukai, karena tidak semua orang memiliki selera yang sama. selain daripada itu, di tangan para orang tua satu jenis makanan berupa bahan sayur atau ikan bisa di sulap menjadi berbagai varian makanan. Ini dapat membantu dalam peningkatan gizi bagi anak dan upaya pencegahan stunting di Mulai dari Posyandu ke masyarakat setempat.

Salam sehat.

DAMKAR SERTA MASYARAKAT MENYELAMATKAN SAPI YANG TERPELESET DI SUMUR

Petugas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) berhasil mengevakuasi seekor sapi milik warga yang terpeleset dan jatuh ke dalam sumur di desa itterung k...