Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDAYA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Mei 2025

BAJU BODO DAN KEKHASANNYA

 

Apakah Kalian mengenal Baju Bodo? Apa Baju Adat Sukumu? 

Wilayah Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya dan 

Baju Bodo sama tampilannya dengan gambar diatas. Salah satu motif Baju Bodo yang sudah berkembang model sesuai perkembangan zaman.  Bajo Bodo adalah salah satu tradisi khas dari suku Bugis yang merupakan bagian dari kebudayaan Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Kabupaten Bone. Istilah Bajo Bodo sering merujuk pada pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat Bugis, khususnya oleh para wanita pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, upacara adat, atau acara resmi lainnya. Baju Bodo identik dengan Citra bangsawan pada zaman dahulu, namun sekarang ini, baju bodo sudah dipakai dan menyebar digunakan oleh masyarakat umum, baik masyarakat suku bugis ataupun masyarakat suku lainnya, yang berkeunjung di kabupaten Bone atau daerah suku bugis lainnya. 

Berikut adalah beberapa kekhasan dari Bajo Bodo:

1. Desain dan Model Pakaian

  • Bajo Bodo adalah pakaian tradisional yang memiliki desain khas, dengan bahan utama yang biasanya menggunakan tenunan khas Bugis atau yang lebih dikenal dengan Lipa Sabbe yang dikenal dengan warna dan motif yang indah.

  • Pakaian ini terdiri dari baju atasan yang transparan (dahulu) dan sekarang dengan berbagai motif dan kain, bahkan dimodifikasi dengan pembuatan baju bodo dengan menggunakan kain brokat atau kebara dan dipadukan dengan sarung atau kain panjang yang dililitkan di bagian bawah atau lipa sabbe yang menjadi sarug tenun bugis dengan motif yang khas. 

  • Untuk wanita, baju Bajo Bodo biasanya memiliki model lengan panjang atau kadang hanya lengan pendek. Untuk pria, model Bajo Bodo bisa berbeda, namun tetap mempertahankan kesederhanaan, dan dengan menggunakan songkok recca sebagai penutup kepala. Songkok recca ini adalah penutup kepala yang merupakan hasil buah tangan suku bugis khususnya yang berasal dari Kabupaten Bone. Songkok Recca ini memiliki kekhasan sendiri dan menjadi ciri khas dan slalu menjadi bagian ppenutup kepala yang diiringi dengan penggunaan baju bodo dalam berbagai kegiatan.

2. Warna dan Motif

  • Bajo Bodo dikenal dengan warna-warna cerah dan motif yang mencolok, seperti warna merah, hitam, kuning, atau hijau. Warna-warna ini sering dipilih karena dianggap memiliki makna tertentu, seperti keberanian, kemakmuran, dan kehormatan. Kain yang digunakan biasanya dihiasi dengan motif khas bugis yang indah dan rumit, yang menjadi ciri khas seni tenun Bugis.

3. Pentingnya Aksesori

  • Bajo Bodo tidak lengkap tanpa penggunaan aksesori tradisional, yaitu kalung emas atau kalung dari peka untuk wanita, serta menggunakan bando dari emas atau perak, sedangkan untuk laki-akinya  aksesoris khas adalah keris yang sering dikenakan oleh pria, simbol kehormatan dan status keberanian dari seorang laki-laki bugis.

4. Kesan Elegan dan Anggun

  • Pakaian Bajo Bodo menampilkan wanita dan laki-laki suku bugis yang memiliki keramahan dan keangguhan serta kehormatan dalam apa yang terlihat, serta sikap dan tutur kata suku bugis bone yang lembut dan elegan

5. Penggunaan dalam Acara Adat

  • Bajo Bodo biasanya dipakai dalam upacara adat atau pernikahan Bugis. Dalam acara pernikahan, pengantin wanita akan mengenakan Bajo Bodo dengan tambahan aksesori yang lebih mewah dan detail, untuk menunjukkan statusnya sebagai calon mempelai yang dihormati. Selain pernikahan, Bajo Bodo juga dikenakan dalam upacara adat lainnya, seperti ritual-ritual kebudayaan atau perayaan-perayaan besar, seperti hari jadi bone, acara pernikahan dan lain sebagainya. 

6. Keterkaitan dengan Status Sosial

  • pada zaman dahulu, Dalam beberapa komunitas Bugis, pakaian Bajo Bodo juga bisa menunjukkan status sosial seseorang. Mereka yang memakai Bajo Bodo dengan bahan yang lebih halus dan aksesori yang lebih mewah bisa jadi dianggap lebih tinggi status sosialnya. Sebaliknya, masyarakat yang lebih rendah status sosialnya biasanya mengenakan pakaian yang lebih sederhana, meskipun tetap mempertahankan unsur keindahan dan kerapian.Namun untuk sekarang ini, baju Bodo semakin beragam dan baju bodo dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat. 

7. Keunikan dalam Simbolisme

  • Seperti halnya kebanyakan pakaian adat di Indonesia, Bajo Bodo tidak hanya memiliki fungsi estetika, tetapi juga sarat dengan makna simbolik. Warna, motif, dan aksesori dalam Bajo Bodo sering kali mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Bugis, seperti hubungan dengan alam, keluarga, dan kepercayaan.

8. Perkembangan dan Pelestarian

  • Meskipun Bajo Bodo adalah pakaian tradisional yang sudah ada sejak lama, pakaian ini masih dipertahankan dalam masyarakat Bugis, terutama dalam acara-acara adat yang penting. Bahkan, di beberapa tempat, Bajo Bodo juga mulai dikenakan dalam acara modern seperti fashion show atau perayaan budaya untuk memperkenalkan kebudayaan Bugis kepada dunia.

Bajo Bodo adalah bagian dari warisan budaya Bugis yang memiliki ciri khas pada desain, warna, dan maknanya. Pakaian ini tidak hanya sebagai simbol keindahan, tetapi juga sebagai ekspresi identitas budaya dan sosial masyarakat Bugis. Kini, Bajo Bodo tetap menjadi kebanggaan yang dipertahankan dan dihargai dalam setiap upacara atau perayaan adat. 

Bangga Menjadi Suku Bugis.

Kamis, 15 Mei 2025

RANGKAIAN PERINGATAN HARI JADI BONE


Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bone adalah acara tahunan yang diperingati untuk merayakan hari ulang tahun Kabupaten Bone, yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Hari Jadi Bone biasanya diperingati dengan berbagai rangkaian acara yang melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya. Berikut adalah beberapa kegiatan yang umumnya ada dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Bone:
  1. Upacara Hari Jadi Bone
    Peringatan Hari Jadi Bone sering diawali dengan upacara bendera di halaman kantor pemerintah daerah atau lapangan utama. Upacara ini dihadiri oleh pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, serta elemen lainnya. Biasanya juga diiringi dengan pidato atau sambutan dari Bupati atau pejabat yang berwenang.

  2. Pameran atau Expo
    Untuk menunjukkan potensi daerah, seringkali diadakan pameran atau expo yang menampilkan produk-produk unggulan dari Kabupaten Bone, baik itu dari sektor pertanian, perikanan, kerajinan tangan, maupun industri lokal. Pameran ini bisa menjadi ajang promosi bagi produk lokal dan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat. Pameran ini diikuti oleh berbagai dinas di kabupaten bone, dengan menampilkan beraai produk olahan serta usaha-usaha dalam bidang dinas terkait, seperti bidang UMKM, pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

  3. Acara Mattompang Arajang
    Dalam rangka merayakan Hari Jadi, berbagai lkegiatan mattompang arajang. atau membersihkan pusaka seperti keris atau benda-benda bersejarah lainnya secara bersama-sama dalam satu waktu dengan menggunakan air suxi atau air yang berasa dari sumur daerah kerajaan terrdahulu.

  4. Pertunjukan Budaya dan Seni
Peringatan Hari Jadi Bone biasanya juga diwarnai dengan pertunjukan seni dan budaya lokal. Tarian tradisional, musik daerah, dan seni pertunjukan lainnya sering dipertontonkan untuk menggambarkan kekayaan budaya Bone. Ini juga dapat menjadi ajang untuk melestarikan budaya dan tradisi yang ada di Kabupaten Bone     
       5. Penghargaan dan Anugerah
Sebagai bagian dari perayaan, pemerintah daerah sering memberikan penghargaan kepada individu, kelompok, atau instansi yang berprestasi dalam bidang tertentu, seperti pendidikan, kesehatan, atau pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar terus berkontribusi positif bagi daerah. Penghargaan ini diikuti oleh berbagai kantor atau dinas terkait mulai dari dinas, instansi daerah, kantor lurah, kantor camat, UPT Puskesmas dan dinas lainnya untuk ikut serta lomba kebersihan. dana diberikan penghargaan terkait pelayanan, kebersihan, administrasi dan lainnya

        6.  Doa Bersama

Peringatan Hari Jadi Bone ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan pencapaian daerah, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, serta memperkenalkan potensi daerah yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, hari jadi bone ini juga dilakukan ziarah ke makam-makam raja bone terdahulu, serta ziarah ke makam mantan bupati bone periode tertentu yang telah wafat. 

Rangkaian Peringatan Hari Jadi Bone menjadi momentum bersejarah dan penting dalam memperingati hari-hari bersejarah, dan mengenang jasa-jasa pahlawan kemerdekaan wilayah Kabupaten Bone, serta memperingati hari jadi Bone yang dilakukan oleh para leluhur raja-raja terdahulu. Hari Jadi Bone bukan hanya peringatan sejarah, namun sebagai ajang memperkenalkan budaya-budaya dan keanekaragaman produk lokal dari daerah bone ke masyarakat serta para wisatawan-wisatawan dan kepada dunia. 

Dengan Peringatan Hari Jadi Bone menjadi momentum terbaik dalam silahturahmi, muhasabah dan membentuk energi terbarukan dalam semangat juang untuk Bone yang semakin lebih baik. 

Bone Maberre. 

Jumat, 18 April 2025

Menghadirkan Majelis Taklim Di Desa sebagai Upaya Penciptaan generasi Patuh Agama

Keberadaan Majelis Taklim  Desa untuk Meningkatkan Kegiatan Keagamaan Majelis Takli merupakan salah satu organisasi yang didirikan atas dasar umat beragama yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

 Majelis Takrim merupakan organisasi dari pusat hingga pelosok desa yang dibentuk dengan badan penghubung Dewan Taklim Kecamatan dan diatur oleh Pengurus Daerah Cabang Majlis Taklim yaitu Ibu Darma Wanita, Ketua KUA Daerah.kemudian dilantik oleh Kepala Dinas Kabupaten Mejelis Taklim yaitu  Bupati, hadir sebagai organisasi dan membangun silaturahmi antar warga desa, dusun, dan kelurahan.

Majelis Taklim ini berfungsi sebagai organisasi keagamaan dengan beragam struktur organisasi dan kegiatan. Sebagai organisasi berbasis desa, anggota organisasi ini adalah warga dari berbagai penjuru desa. Dewan Taklim ini sebagai berikut: Dewan Pembina terdiri dari Kepala Desa Babinsa, Babinkamti Mas, Terdiri Imam Desa, Ketua PKK Dewan Perwakilan : Dosen Pengurus Harian : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara.

Bidang : 

  1. Bidang 1 : Bidang Organisasi dan Pengembangan Kelembagaan 
  2. Bidang II : Dakwah 
  3. Bidang III : Pendidikan dan Pelatihan 
  4. Bidang IV : Masyarakat dan Kemasyarakatan 
  5. Bidang V : Ekonomi dan Kerjasama 
  6. Bidang VI : Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan 

Akan ditambahkan pada TTD, Pengurus Kecamatan yaitu Ketua dan Sekretaris serta tembusan kepada Pengurus Wilayah BKMT Kabupaten/Kota, 

Badan Pertimbangan Pengelolaan BKMT Desa dan semua pihak yang terkait.

Kehadiran jemaah Takrim di desa tersebut memberikan warna tersendiri, diantaranya dengan dihidupkannya kembali masjid  dengan berbagai kegiatan jemaah Takrim.

Seperti drama membaca. Belajar, bertukar pikiran, silaturahmi dan gotong royong dalam membersihkan masjid. Selain  itu, penganut Takrim juga diberi ruang untuk tampil di masjid-masjid yang ada di wilayah perkampungan, sering mempertunjukkan berbagai aktivitas seperti salawat, nasyid,  dan rebana.

Selain itu kegiatan jamaah taklim tidak hanya kegiatan di mesjid saja namun juga kegiatan lainnya seperti shalawat di pesta pernikahan, acara Aqiqah Tashala Kulan, acara pindah rumah dan acara Tasha Lakltan lainnya di wilayah desa.

Selain pemerintah menarik perhatian  terhadap kehadiran dewan Takrim dengan menyediakan ruang untuk berkumpulnya Takrim, dewan Takrim juga digunakan di seluruh kecamatan, misalnya di ruang kegiatan dan blok kamp untuk peringatan hari ke-17 di bulan Agustus ruang kompetitif untuk berkumpul.

Dalam wilayah kecamatan. Dewan Taklim  memberikan wadah bagi perempuan di desa  dan merevitalisasi masjid, karena kehadiran perempuan dan masyarakat mendorong partisipasi dan partisipasi dalam kegiatan keagamaan.

Dewan Taklim bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama penduduk setempat, dan jauh berbeda dengan kajian agama tetangga.

 Selain  itu,  kegiatan jamaah Taklim desa juga memberikan kurikulum pembelajaran tentang rumah, mengasuh anak, fiqh, muammarah, ekonomi, keluarga, siksa neraka dan nikmat surga yang merupakan topik-topik yang sangat penting dalam kerukunan Masuk. Seiring dengan kehidupan lokal. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari saling mengingatkan.

Keberadaan jemaah Takrim ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyebaran gagasan keagamaan dan tetap terpeliharanya etika keagamaan serta keberagaman umat Islam di suatu wilayah tertentu.

Dewan Taklim beranggotakan perempuan-perempuan yang dianggap sebagai pejuang sejati atau orang-orang yang tak terkalahkan, menjadikan Dewan Taklim sebagai organisasi yang dinamis dan dinamis serta relevan dengan perkembangan zaman. Namun dengan hadirnya silaturahmi takrim ini juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu aktivitas ibu-ibu rumah tangga sehingga meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan ibu di rumah serta mengasuh anak.



Hal-Hal Penting Dalam Merumuskan Visi Organisasi Organisasi BKMT hanya dapat terbentuk apabila mempunyai tanggung jawab.

Merumuskan visi organisasi adalah langkah penting untuk memberikan arah yang jelas dan tujuan jangka panjang yang dapat menginspirasi anggota organisasi. Dalam konteks organisasi seperti BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim), yang biasanya berfokus pada pengembangan dakwah dan pemberdayaan umat, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam merumuskan visi adalah:

  1. Pemahaman terhadap Tanggung Jawab Organisasi: Organisasi BKMT harus jelas memahami tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan umat. Tanggung jawab ini meliputi peran dalam memberikan pendidikan agama, pembinaan moral, dan pemberdayaan sosial. Tanpa pemahaman yang jelas mengenai tanggung jawab tersebut, visi organisasi dapat menjadi kabur atau tidak relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.

  2. Keterlibatan Anggota: Sebuah visi organisasi harus melibatkan seluruh anggota dalam proses perumusan dan implementasinya. Organisasi BKMT harus memastikan bahwa visi yang dirumuskan bisa menginspirasi setiap individu untuk berkontribusi aktif, baik dalam bentuk waktu, tenaga, maupun ide.

  3. Kesesuaian dengan Nilai-Nilai Agama: Karena BKMT berfokus pada pengembangan dakwah Islam, visi yang dirumuskan harus mencerminkan prinsip-prinsip agama yang sesuai dengan ajaran Islam. Visi ini seharusnya mengarah pada perbaikan moral dan sosial masyarakat, serta upaya meningkatkan kualitas kehidupan umat.

  4. Jelas dan Terukur: Visi organisasi haruslah jelas, spesifik, dan dapat diukur pencapaiannya. Ini berarti visi tersebut harus mencakup tujuan yang konkrit dan realistis yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, serta ada indikator yang bisa digunakan untuk menilai kemajuan.

  5. Keterpaduan dan Kolaborasi: Merumuskan visi organisasi juga memerlukan kolaborasi antar berbagai pihak dalam organisasi tersebut. Setiap anggota harus merasa memiliki visi yang sama dan bekerja sama dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kemajuan organisasi.

  6. Daya Dukung dari Sumber Daya: Visi yang rumuskan perlu disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang ada, baik itu sumber daya manusia, finansial, maupun materiil. Tanpa adanya dukungan yang cukup, visi organisasi mungkin sulit untuk diwujudkan.

  7. Kepemimpinan yang Visioner: Kepemimpinan dalam BKMT harus memiliki kemampuan untuk melihat jauh ke depan dan merumuskan visi yang tidak hanya relevan untuk masa sekarang, tetapi juga untuk masa depan. Pemimpin yang visioner mampu mengarahkan dan memotivasi seluruh anggota organisasi menuju pencapaian tujuan bersama.

Dengan fokus pada tanggung jawab ini, BKMT dapat merumuskan visi yang bukan hanya ambisius, tetapi juga dapat diimplementasikan secara efektif dalam meningkatkan kualitas kehidupan umat dan masyarakat pada umumnya.

Kamis, 30 Mei 2024

ADAT MADDIWA DALAM BUDAYA BUGIS

Bugis sangat kental akan budaya. Budaya yang ada bersifat “Madiwa” merupakan tradisi masyarakat Bugis. Masyarakat Bugis terkenal dengan beragam adat istiadatnya yang senantiasa melekat dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bugis dimulai dari proses kelahiran sampai kepada kematian, dipenuhi dengan adt sitiadat. adata istiadat yang ada berupa adata tulisan, budaya, pakaian, kegiatan lainnya. 

Kekayaan budaya yang ada dan diwariskan oleh nenek moyang kita akan selalu dijaga oleh keturunan kita. Tradisi Bugis  sangat kaya, mulai dari bahasa, budaya, adat istiadat, pakaian, hingga makanan tradisional.Adat istiadat tersebut muncul dari adat istiadat nenek moyang terdahulu yang masih berdasarkan dan diadaptasi dari agama masa kini.

Sumber ilustrasi: Hiduplah dengan Agama

Adat istiadat yang ada sebanyak beberapa antara lain adat atau acara pengukuhan Menre RI Bola, acara Mapatch atau malam pembacaan dan penyucian jiwa  calon pengantin, serta adat istiadat lainnya.

 Adat Bugis dalam menyambut kelahiran atau kedatangan cucu pertama pada masyarakat Bugis juga biasa dilakukan oleh orang-orang keturunan raja-raja terdahulu yang menyebutnya Andi atau Daeng..

 Salah satu adat istiadat dalam merayakan kelahiran  cucu adalah acara yang disebut “Madiwa”. Kata “Madiwa” berasal dari bahasa Bugis yang berarti “membawa”. Di pangkuanku ada bayi yang baru lahir. Acara adat ini dilaksanakan dengan  cara sebagai berikut.

Bayi yang lahir dari keturunan Andy atau Daeng ditaruh di pangkuan nenek, orang tua, paman, bibi, dan kakak-kakaknya yang  sudah terbiasa menggendong bayi  baru lahir di pangkuannya. Hal ini dikarenakan struktur tubuh bayi yang masih sangat lemah sehingga menggendong dan menggendong bayi memerlukan kesabaran dan keterampilan.

berikut tata cara ADAT MADDIWA, yaitu:

  • Sejak dokter membersihkan pusar hingga hari ketiga kehidupannya, bayi diletakkan di pangkuan merek bayi, pangkuan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
  • Jangan letakkan bayi pangkuan langsung di atas lantai atau kasur  tanpa ada yang memegangnya. Hal ini menjadi dasar bahwa anak tidak boleh lepas dari pengasuhan orang-orang terdekatnya.
  • Anak dalam gendongan. Gendongan bayi bekerja secara shift hingga 24 jam. Artinya, orang yang menggendong bayi diperbolehkan tidur bergantian dan tidak  tidur karena takut terjadi sesuatu pada bayinya.
  • Rasa hormat dan pencarian kebahagiaan dalam menyambut keturunan masyarakat Bugis sungguh memperkaya.

Hikmah yang dapat dipetik dari adat "Madiwa" ini adalah : 

  • Bentuk kebahagiaan dan rasa syukur kepada keluarga sang buah hati. 
  • Karena bayi selalu dalam pengasuhan orang tua atau orang dewasa,  berbagai aktivitas yang dapat membahayakan bayi dapat disimulasikan. 
  • Bayi yang baru lahir menjadi pusat perhatian keluarga. Bayi yang lahir tersebut akan dirawat dan dirawat oleh orang tua yang  berpengalaman membesarkan bayi.
  •  Ternyata nenek moyang kita memberi contoh yang baik dalam menggendong bayi.
  •  Karena perhatian orang tua terhadap bayinya sangat penting.
  •  Hal ini juga membantu  ibu yang melahirkan untuk merasa tidak sendiri, tapi penuh dukungan dari orang-orang, karena merekalah orang terdekat.
  • Terima kasih orang tua Sesuai dengan contoh yang diberikan kepadanya, maka ibu setelah melahirkan dapat memperoleh kembali  kesehatannya dan, setelah menjadi sehat, ia dapat merawat anaknya dengan baik di kemudian hari.

Adat istiadat nenek moyang dalam segala bentuknya menawarkan banyak sekali manfaat dan hikmah jika kita dapat mengambil pelajaran darinya. Dari adat istiadat Maddiwa ini menjadikan bugis adalah suku yang sangat memperhatikan berbagai hal, percayakan berbagai hal dengan penuh kehati-hatian dan cermat. 


 


DAMKAR SERTA MASYARAKAT MENYELAMATKAN SAPI YANG TERPELESET DI SUMUR

Petugas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) berhasil mengevakuasi seekor sapi milik warga yang terpeleset dan jatuh ke dalam sumur di desa itterung k...