Bagaimana dengan daerah sekitarmu? Apakah sudah waktunya memanen padi?
Musim panen padi di daerah tropis berlangsung dari bulan Agustus hingga September, dan terkadang hingga bulan Oktober. Mengingat Indonesia terletak di negara tropis, maka sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakatnya. Bahkan kini banyak masyarakat yang bertani tidak hanya di sawah dan ladang, namun juga bercocok tanam secara hidroponik.
Masyarakat berkembang masih memiliki sistem pertanian tadah hujan karena irigasi dan sumber mata air untuk sawah dan ladang masih terbatas. Sistem pertanian biasanya hanya mengandalkan air hujan sebagai indikator, seperti awal musim tanam. Hal ini menjadi ketergantungan bagi para petani yang mengandalkan air hujan sebagai sumber mata air, sedangkan sumber air lain seperti sumber irigasi dan galian selalu minim.
Ini dimiliki oleh masyarakat setempat dan jumlah air yang dibutuhkan untuk pertanian sangat besar. Penanaman biasanya dilakukan pada bulan ke 4 sampai ke 5 dan panen dilakukan pada bulan ke 8, 9, atau 10. Pemerintah kota rata-rata masih memanen padi setahun sekali, meskipun di beberapa daerah terdapat sistem penanaman padi dan panen dua kali setahun. Hal ini terjadi karena setiap daerah mempunyai curah hujan yang berbeda-beda, serta sumber irigasi dan air yang berbeda-beda.
Di wilayah yang sudah terdapat irigasi dan mata air, terdapat dua sistem yang mungkin digunakan: pemanenan dan penanaman. Biasanya dikenal dunia sebagai tanaman tahunan dan dua tahunan. Hal ini terjadi saat ini karena cuaca ekstrem mempengaruhi sebagian dunia dan menyebabkan pemanasan global secara keseluruhan. Hal ini tidak hanya mengakibatkan musim hujan menjadi lebih pendek dan musim kemarau menjadi lebih panjang, namun juga berdampak pada musim hujan dan kemarau yang tidak dapat diprediksi.
Hal ini tentunya juga berdampak besar terhadap hasil panen masyarakat yang semakin berkurang dan sering terjadi kegagalan panen. Berdasarkan kenyataan yang ada saat ini, banyak daerah yang mengalami gagal panen pada musim panen saat ini, hal ini disebabkan oleh kurangnya curah hujan dan kekeringan. Beberapa petani mengeluh meskipun diberi pupuk, namun padinya tidak mendapat curah hujan dan air yang cukup, sehingga padinya hangus dan tidak tumbuh dengan baik. Padi tidak bisa dipanen meski di lahan puluhan hektar, sehingga mengakibatkan puluhan juta biaya produksi hilang karena biaya tanam, pupuk, dan biaya lainnya.
Namun kenaikan harga beras membuat petani masih mendapatkan sedikit uang. dengan menutupi berbagai biaya yang telah dikeluarkan sebelumnya dalam masa tanam padi, dan biaya perawatan padi. Hal ini untuk menutupi kerugian para petani yang masih bisa memanen padi meski produksinya rata-rata, dan memberikan sedikit senyuman bagi para petani untuk menurunkan produksinya. Jumlah tersebut dua kali lipat dari jumlah normal yang dihasilkan petani pada tahun-tahun sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar