Minggu, 30 Maret 2025

PENGUKUHAN PASKIBRAKA DALAM DUKUNGAN HARI KEMERDEKAAN NKRI

 

Pengukuhan Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) merupakan sebuah momen yang sangat penting dalam rangka mendukung peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (NKRI) yang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahun. Berikut adalah penjelasan mengenai pengukuhan Paskibra dalam konteks dukungan terhadap Hari Kemerdekaan:

Pengertian Paskibra
Paskibra adalah sekelompok siswa yang terlatih untuk mengibarkan bendera merah-putih pada hari-hari besar nasional, terutama pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka dilatih untuk memiliki disiplin, semangat kebangsaan, dan rasa tanggung jawab.

Tujuan Pengukuhan Paskibra
Menghormati Nilai-Nilai Kebangsaan: Meningkatkan kesadaran dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemerdekaan dan simbol negara.
Membangun Karakter: Membentuk karakter kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa yang terlibat dalam Paskibra.
Memupuk Rasa Cinta Tanah Air: Mendorong generasi muda untuk mencintai dan menghargai negara serta budaya Indonesia.

Persiapan Pengukuhan
  • Seleksi Anggota
  • Melakukan seleksi untuk menentukan siswa yang memenuhi kriteria fisik, mental, dan disiplin untuk menjadi anggota Paskibra.

Pelatihan
Mengadakan pelatihan yang meliputi kemampuan baris-berbaris, pengibaran bendera, dan pemahaman tentang sejarah kemerdekaan serta makna bendera merah-putih.

Seragam dan Perlengkapan
Menyediakan seragam resmi Paskibra yang mencerminkan kebanggaan bangsa, lengkap dengan atribut yang diperlukan.

Proses Pengukuhan
  • Upacara Pengukuhan: Dilaksanakan dengan mengundang para pejabat daerah, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Dalam upacara ini, anggota Paskibra resmi dilantik dan diikrarkan menjadi pengibar bendera.
  • Acara Simbolis: Penyerahan bendera merah-putih kepada perwakilan anggota Paskibra sebagai simbol tanggung jawab mereka dalam mengibarkan bendera.

Peringatan Hari Kemerdekaan
  • Tugas Pengibaran Bendera: Anggota Paskibra bertugas untuk mengibarkan bendera pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan yang dilaksanakan di tingkat sekolah, desa, atau daerah.
  • Partisipasi dalam Kegiatan Lain Anggota Paskibra juga bisa dilibatkan dalam kegiatan lain seperti lomba-lomba kemerdekaan dan acara sosial lainnya.

Evaluasi dan Tindak Lanjut
  • Refleksi Pasca Pengukuhan: Melakukan evaluasi terhadap kinerja Paskibra setelah pengukuhan untuk meningkatkan kualitas di tahun-tahun berikutnya.
  • Pelatihan Berkelanjutan: Mengadakan pelatihan lanjutan untuk anggota Paskibra agar selalu siap dan dapat menjalankan tugas dengan baik.
Pengukuhan Paskibra adalah suatu bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan. Melalui pengukuhan ini, diharapkan anggota Paskibra dapat menjadi teladan bagi generasi muda lainnya dalam mencintai dan menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI. 

Dukungan terhadap Hari Kemerdekaan melalui Paskibra juga merupakan langkah untuk menanamkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan semangat juang pada generasi muda.


Sabtu, 29 Maret 2025

PENYELENGGARAAN POSYANDU YANG BERKELANJUTAN DENGAN PENGADAAN POSYANDU YANG RAMAH ANAK




Penyelenggaraan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang berkelanjutan dan ramah anak merupakan langkah penting dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak serta ibu. Berikut adalah panduan untuk merancang dan melaksanakan Posyandu yang memenuhi kriteria tersebut:

Pengertian Posyandu Ramah Anak
Posyandu ramah anak adalah pos pelayanan kesehatan yang dirancang untuk menjadikan anak sebagai pusat perhatian, memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak dan keluarganya.

Tujuan
- Meningkatkan akses dan mutu layanan kesehatan bagi anak dan ibu.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
- Memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan anak.

Komponen Posyandu Ramah Anak
  • Fasilitas Ramah Anak: Ruang yang bersih, nyaman, dan aman untuk anak, dengan area bermain yang cukup.
  • Pelayanan Kesehatan: Pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemantauan pertumbuhan, dan nutrisi.
  • Edukasi: Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi, termasuk cara memberikan makanan yang sehat untuk anak.
  • Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam kegiatan Posyandu dan memberikan panduan yang jelas tentang perawatan anak.

Strategi Pelaksanaan
a. Persiapan dan Pengadaan Sumber Daya
  • Pelatihan Tenaga Kesehatan: Memberikan pelatihan kepada kader kesehatan dan tenaga kesehatan tentang cara pelayanan yang ramah anak.
  • Pengadaan Sarana dan Prasarana: Menyiapkan peralatan kesehatan yang ramah anak, area bermain, dan ruang tunggu yang nyaman.

b. Penyelenggaraan Kegiatan
  • Jadwal Kegiatan Teratur: Menetapkan jadwal kunjungan yang dapat diandalkan dan mudah diakses oleh masyarakat.
  • Kegiatan Terintegrasi" Mengintegrasikan layanan kesehatan dengan kegiatan lain seperti penyuluhan tentang pola asuh anak.

 c. Kemitraan dan Keterlibatan Masyarakat
  • Kolaborasi dengan Stakeholder: Bekerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung penyelenggaraan Posyandu.
  • Partisipasi Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Evaluasi dan Tindakan Lanjutan
  • Monitoring dan Evaluasi: Melaksanakan evaluasi rutin untuk menilai efektivitas layanan, kepuasan masyarakat, dan pencapaian tujuan.
  • Perbaikan Berkelanjutan: Berdasarkan hasil evaluasi, melakukan perbaikan pada aspek yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas layanan.

Kesadaran dan Edukasi Masyarakat
  • Kampanye Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Posyandu ramah anak melalui kampanye di media sosial, pertemuan komunitas, dan penyuluhan.
  • Edukasi kepada Orang Tua: Menerapkan program pendidikan tentang kesehatan anak, gizi, dan pentingnya imunisasi.

Penyelenggaraan Posyandu yang berkelanjutan dan ramah anak memerlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan. Melalui upaya ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Dengan langkah-langkah dan strategi yang tepat, Posyandu dapat menjadi tempat yang aman dan efektif untuk mendukung kesehatan anak dan keluarga.

Jumat, 28 Maret 2025

PELATIHAN PENGIMPLEMENTASIAN P5 DALAM KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH


Pelatihan pengimplementasian P5 (Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Kurikulum Merdeka di sekolah merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan siswa. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan pelatihan ini:

Tujuan Pelatihan
  • Memahami Konsep P5: Peserta pelatihan dapat menjelaskan apa itu P5 dan bagaimana prinsip-prinsipnya diterapkan dalam suasana belajar.
  • Integrasi dalam Kurikulum Merdeka: Peserta dapat memahami bagaimana P5 dapat diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel.
  • Pengembangan Keterampilan: Meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan melaksanakan proyek berbasis pembelajaran.
  • Peningkatan Kreativitas Siswa: Menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa melalui proyek yang mereka kerjakan.

Materi Pelatihan
  • Pengenalan Kurikulum Merdeka: Penjelasan tentang karakteristik, tujuan, dan prinsip Kurikulum Merdeka.
  • Prinsip dan Tahapan P5:
   - Identifikasi topik dan tujuan proyek.
   - Perencanaan proyek.
   - Pelaksanaan proyek.
   - Presentasi dan refleksi hasil proyek.
  • Metode Pembelajaran Interaktif: Teknik mengajar yang mendorong partisipasi aktif siswa.
  • Penilaian dalam P5: Cara menilai hasil kerja siswa yang berbasis proyek dan feedback yang membangun.
  • Studi Kasus: Analisis kasus-kasus sukses implementasi P5 di sekolah lain.

Metode Pelatihan
  • Presentasi dan Diskusi: Menyampaikan informasi sejarah, teori, dan praktik melalui presentasi, diikuti dengan diskusi kelompok.
  • Workshop Praktis: Peserta mencoba merancang proyek P5 yang sesuai dengan kurikulum mereka.
  • Simulasi: Melakukan simulasi pembelajaran P5 agar guru bisa merasakan praktik langsung.
  • Kolaborasi: Mendorong peserta untuk bekerja sama dalam kelompok untuk merancang proyek.

Evaluasi dan Tindak Lanjut
  • Feedback dari Peserta: Mengumpulkan masukan dari peserta tentang pelatihan untuk perbaikan di masa depan.@sitiaisyah110385
  • Rencana Tindak Lanjut: Memfasilitasi kelompok belajar atau komunitas guru untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik setelah pelatihan.
  • Monitoring dan Evaluasi: Menyusun rencana untuk memantau implementasi P5 di kelas dan evaluasi efektivitasnya.

Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya P5 dan bagaimana cara mengimplementasikannya dalam Kurikulum Merdeka, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan cara yang lebih menarik dan relevan dengan kehidupan nyata. @sitiaisyah110385

Semoga panduan ini bermanfaat dalam menyusun dan melaksanakan pelatihan mengenai pengimplementasian P5 di sekolah.


 

Kamis, 27 Maret 2025

PELATIHAN APLIKASI TEKNO DESA DI DESA ITTERUNG KEC. TELLU SIATTINGE


Pelatihan aplikasi Tekno Desa di Desa Itterung, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, merupakan langkah strategis dalam mendukung pengembangan sistem informasi desa berbasis web. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dikemukakan terkait pelatihan ini:

1. Tujuan Pelatihan
  • Pelatihan ini bertujuan untuk:
  • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perangkat desa dan masyarakat dalam menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi.
  • Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan administrasi desa.
  • Mempermudah akses informasi mengenai kegiatan dan program desa kepada masyarakat.

2. Manfaat Aplikasi Tekno Desa
  • Peningkatan Layanan Publik: Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi yang cepat dan akurat mengenai layanan yang disediakan oleh pemerintah desa.
  • Pengelolaan Data yang Efisien: Dengan sistem informasi berbasis web, data desa dapat dikelola dengan lebih baik, termasuk pengelolaan anggaran, pengentrian data penduduk, dan kegiatan pembangunan.
  • Partisipasi Masyarakat: Aplikasi ini juga dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan evaluasi program-program desa.

3. Materi Pelatihan
  • Materi yang dapat diberikan dalam pelatihan ini antara lain:
  • Pengenalan dasar-dasar teknologi informasi dan aplikasi Tekno Desa.
  • Cara menggunakan aplikasi untuk pengelolaan data desa.
  •  Pelatihan tentang pembuatan dan pengelolaan konten informasi desa (misalnya berita, agenda, dan laporan).
  • Tips dan trik pemeliharaan sistem informasi agar tetap up-to-date.

4. Peran Pendidik dan Narasumber
Untuk memastikan keberhasilan pelatihan, penting untuk melibatkan pendidik atau narasumber yang berpengalaman dalam bidang teknologi informasi dan pengelolaan desa. Mereka dapat memberikan gambaran yang jelas tentang implementasi dan manfaat dari aplikasi.

5. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pelatihan, perlu ada evaluasi untuk mengukur peningkatan keterampilan peserta. Selain itu, tindak lanjut dalam bentuk pendampingan atau konsultasi dapat dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat desa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapat.

 6. Dampak Jangka Panjang
Dengan pelatihan ini, diharapkan Desa Itterung dapat menjadi pelopor dalam pemanfaatan teknologi informasi di Kecamatan Tellu Siattinge. Hal ini dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi administrasi desa, tetapi juga untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Pelatihan aplikasi Tekno Desa ini merupakan langkah penting menuju modernisasi dan pengembangan desa yang berkelanjutan. Semoga dengan adanya kegiatan ini, Desa Itterung dapat mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik dan memberdayakan masyarakat melalui teknologi.


 

Rabu, 26 Maret 2025

PANEN PADI DI TENGAH RAMADHAN, PERKUAT IMAN DI TENGAH CUACA PANAS YANG TERIK


Panen padi di tengah bulan Ramadan adalah momen yang istimewa dan dapat menjadi ajang untuk memperkuat iman serta menjalin kebersamaan di antara umat. Panen padi di tengah Ramadan adalah momen yang penuh berkah dan makna bagi banyak petani di daerah pertanian. Panen dalam bulan ramadhan ini terjadi di beberapa daerah, khususnya di Desa Itterung kec. Tellu Siattinge Kab. Bone. Di satu sisi, Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim yang biasanya diisi dengan puasa, ibadah, dan peningkatan ketaqwaan. Di sisi lain, panen padi merupakan hasil kerja keras petani yang membutuhkan perhatian dan usaha lebih selama proses budidayanya.

Dalam konteks ini, panen padi di bulan Ramadan dapat dijadikan sebagai simbol penerimaan berkah dari Allah SWT. Untuk para petani, hasil panen yang baik di bulan suci ini bisa diartikan sebagai rezeki yang melimpah. Mereka mungkin juga berbagi sebagian dari hasil panen tersebut dengan tetangga atau orang yang membutuhkan sebagai bentuk sedekah dan berbagi kebahagiaan.

Selain itu, kegiatan panen di bulan Ramadan juga dapat menggambarkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, karena seringkali panen dilakukan secara bersama-sama dengan keluarga dan komunitas. Momen seperti ini juga bisa menjadi kesempatan untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.

Namun, di bulan Ramadan, petani yang panen juga harus bijak dalam mengatur waktu antara aktivitas panen dan ibadah, seperti salat dan berpuasa, sehingga semua aspek dapat berjalan dengan seimbang.

Secara keseluruhan, panen padi di tengah Ramadan adalah sebuah peristiwa yang tidak hanya berkaitan dengan hasil pertanian, tetapi juga mencakup aspek spiritual dan sosial yang membuatnya lebih bermakna.

Dengan melaksanakan panen padi di tengah Ramadan dengan cara yang penuh makna, diharapkan semua peserta dapat merasakan kebersamaan, memperkuat iman, serta menjaga kesehatan meskipun di tengah cuaca panas. Semoga kegiatan ini membawa berkah dan meningkatkan semangat dalam beribadah.

Selasa, 25 Maret 2025

GERAK AKTIF BERSAMA LANSIA SEBAGAI RUTINITAS DI KANTOR DESA ITTERUNG


 Program "Gerak Aktif Bersama Lansia" di Kantor Desa Iterung merupakan inisiatif positif untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran lansia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melaksanakan rutinitas ini setiap bulannya bersama pegawai Puskesmas:

1. Perencanaan Kegiatan
  • Jadwal: Tentukan jadwal tetap, misalnya setiap bulan pada hari pertama minggu ketiga.
  • Jenis Kegiatan: Rencanakan berbagai aktivitas fisik yang sesuai untuk lansia, seperti senam, berjalan santai, atau permainan ringan.

2. Kolaborasi dengan Puskesmas
  • Partisipasi Pegawai: Libatkan pegawai Puskesmas untuk memberikan pendampingan dan bimbingan dalam kegiatan.
  • Penyuluhan Kesehatan: Sertakan sesi penyuluhan tentang pentingnya aktivitas fisik bagi lansia.
3. Persiapan Tempat dan Fasilitas
  • Lokasi: Pastikan lokasi nyaman dan aman untuk lansia, seperti aula desa atau taman.
  • Fasilitas Pendukung: Siapkan alat bantu jika diperlukan, seperti kursi atau pegangan, serta air minum.

 4. Promosi Kegiatan
  •  Menginformasikan kepada Masyarakat: Gunakan papan pengumuman desa, media sosial, atau pertemuan warga untuk mengajak lansia berpartisipasi.
  •   Membangun Antusiasme: Ajak anggota keluarga lansia untuk mendukung keikutsertaan mereka.

5. Evaluasi dan Umpan Balik
  •  Feedback Peserta: Setelah setiap kegiatan, kumpulkan umpan balik dari peserta untuk menilai kepuasan dan efektivitas.
  •  Perbaikan Program: Gunakan masukan untuk meningkatkan kegiatan di bulan berikutnya.

6. Kegiatan Tambahan
  •    Pemeriksaan Kesehatan: Adakan sesi pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh pegawai Puskesmas.
  •   Program Nutrisi: Berikan informasi mengenai pola makan sehat yang mendukung aktivitas fisik.

7. Membangun Komunitas
  •    Kegiatan Sosial: Selain gerak aktif, adakan kegiatan sosial seperti gathering atau potluck untuk mempererat hubungan antar peserta.

Dengan pelaksanaan rutinitas "Gerak Aktif Bersama Lansia", diharapkan kesehatan dan kebugaran lansia dapat terjaga, serta mereka merasa lebih terhubung dan didukung oleh komunitas.

Minggu, 23 Maret 2025

MUSYAWARAH DESA TENTANG PROGRAM DAN KEBERLANGSUNGAN BUMDES SERTA PELAPORAN LPJ

Musyawarah desa merupakan forum penting bagi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait berbagai program dan keberlangsungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dalam konteks ini, musyawarah dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan, mengevaluasi program yang telah berjalan, serta membahas laporan pertanggungjawaban (LPJ) BUMDes. Berikut ini adalah panduan mengenai pelaksanaan musyawarah desa terkait program dan keberlangsungan BUMDes serta pelaporan LPJ.

1. Tujuan Musyawarah Desa
  •  Mengetahui Kinerja BUMDes: Untuk mengevaluasi kinerja dan perkembangan BUMDes yang telah dilaksanakan, serta mengetahui apa yang perlu ditingkatkan.
  • Mendiskusikan Program Baru: Menyusun program-program baru yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan potensi desa.
  • Sosialisasi dan Transparansi: Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan BUMDes melalui penyampaian LPJ dan pengambilan keputusan bersama.
  • Menguatkan Partisipasi Masyarakat: Mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan BUMDes dan program-program desa.

2. Agenda Musyawarah
  • Pembukaan: Pengantar dari Kepala Desa atau pengurus BUMDes mengenai tujuan dan agenda.
  • Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ): Memaparkan laporan keuangan dan kegiatan BUMDes yang telah dilaksanakan selama periode tertentu.
  • Diskusi dan Rekomendasi: Membuka ruang untuk diskusi, tanya jawab, dan pengumpulan pendapat masyarakat mengenai kinerja BUMDes dan program yang dilaksanakan.
  • Penyusunan Program Baru: Mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan program-program baru yang akan dilaksanakan oleh BUMDes.
  • Penutup: Menyimpulkan hasil musyawarah dan menetapkan tindak lanjut.

3. Langkah Pelaksanaan Musyawarah
1. Persiapan
  1. Penjadwalan: Tentukan waktu dan tempat pelaksanaan musyawarah, serta undang masyarakat secara terbuka.
  2.  Penyusunan Materi: Siapkan laporan LPJ, data kinerja BUMDes, dan rencana program baru yang akan dibahas.

2. Pelaksanaan Musyawarah
  • Ketua Musyawarah: Pilih seorang ketua musyawarah yang akan memandu diskusi dan memastikan agenda berjalan lancar. dalam hal ini adalah kepala desa.
  • Presentasi Laporan: Sampaikan LPJ dengan jelas, termasuk pendapatan, pengeluaran, dan perkembangan usaha BUMDes.
  • Diskusi Terbuka: Berikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan masukan, pertanyaan, dan ide terkait BUMDes.
  • Pengambilan Keputusan: Berdasar hasil diskusi, buat kesepakatan mengenai program dan strategi ke depan untuk BUMDes.

3. Pencatatan dan Dokumentasi
  •   Notulen Musyawarah: Buat catatan atau notulen yang mencakup semua poin penting, rekomendasi, dan keputusan yang diambil dalam musyawarah.
  • Tindak Lanjut: Tetapkan siapa yang bertanggung jawab untuk menindaklanjuti keputusan yang diambil dalam musyawarah.

4. Pelaporan LPJ
  • Format Laporan: Laporan LPJ harus memiliki format yang jelas, mencakup ringkasan kegiatan, laporan keuangan, serta capaian yang diperoleh.
  • Transparans*: Laporan harus disampaikan secara terbuka kepada seluruh warga desa agar mereka mengetahui pengelolaan BUMDes.
  • Evaluasi Berkal*: Lakukan evaluasi berkala terhadap laporan dan program yang sudah dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan atau hal-hal yang perlu diperbaiki.

Musyawarah desa yang efektif akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan BUMDes dan memastikan keberlanjutan program yang dijalankan. Dengan adanya transparansi melalui laporan LPJ dan keterlibatan aktif masyarakat, BUMDes dapat berfungsi sebagai motor penggerak ekonomi desa yang lebih baik. Keterlibatan semua pihak dalam musyawarah akan memperkuat komitmen terhadap pembangunan dan kemajuan Desa Itterung.

 

DAMKAR SERTA MASYARAKAT MENYELAMATKAN SAPI YANG TERPELESET DI SUMUR

Petugas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) berhasil mengevakuasi seekor sapi milik warga yang terpeleset dan jatuh ke dalam sumur di desa itterung k...