Ramadhan kali ini mungkin berbeda dengan ramadhan sebelumnya. Ramadhan yang berlalu dengan memikirkan diri sendiri, orang tua, beres-beres rumah dan fokus untuk ibadah. Ramadhan kali ini lebih difokuskan kepada pelayanan kepada imam dalam rumah tangga dan pembuktian kepada dua orang tua yaitu orang tua sendiri dan mertua atau orang tua dari suami.
Yah, seperti halnya sekarang pengantin yang masih beberapa bulan setalah menikah dan hanya melalui perkenalan singkat dalam kata ta'aruf walaupun sebenarnya dari keluarga dekat.
Namun proses sosialisasi dan komunikasi yang dibangun tentu dimulai pertama kali dan tentunya pola komunikasinya pun berbeda. kami yang masih dalam proses penyesuaian sama-sama belajar untuk mengantisipasi diri masing-masing dan menjaga perasaan dan orang tua masing-masing.
Yah, Proses belajar dan menjadi diri masing-masing untuk mengupgrade kemampuan diri di tengah hidup di perkampungan yang notabene hidup dari pertanian saja, menjadikan diri untuk sigap dan tanggap untuk mencari sumber kehidupan dengan memaksimalkan kemampuan yang ada.
Bekerja di kantor dan Bekerja sebagai guru tentunya dengan gaji yang tidak seberapa, namun menjadi dasar untuk menikmati hidup dalam kesederhanaan.
Hari pertama Ramadhan yang diisi dengan shalat tarawih yang dipimpin oleh suami di mesjid bersama dengan jamaah lain, jalan-jalan subuh di jalan bersama dengan suami, dan para warga dan khususnya para kalangan muda-mudi yang selalu meramaikan jalan di perujung kampung itu, dengan pesona alam persawahan dan sedikit perbukitan menjadikan pesona matahari terbit sangat eksotis, apalagi jika pesonanya di senja hari atau menjelang magrib. Sungguh cantik dan menawan.
Perjalanan subuh yang menyenangkan bersama sang suami,walaupun ini perjalan subuh pertama yang dilakukan semenjak gadis dahulu, karena orangtua dan larangannya kepada anak gadisnya untuk pergi jalan ketika subuh ramadhan,karena banyaknya muda-mudi yang berjejer di jalanan dengan menunggangi motor atau bahkan berjalan juga.
Dapat menimbulkan fitnah nantinya kepada anak gadis. Olehnya itu, setelah menikah ini menjadi antusias untuk jalan ke tempat ini karena ingin melihat suasana jalan-jalan subuh dan ngabuburitnya ala anak muda sekarang ini.
Suasana ini tidak berlangsung lama. Biasanya sekitaran 3 hari puasa pertama, pada saat Qunut, dan 3 hari menjelang puasa terakhir atau lebaran untuk jalan-jalan subuh, namun berbeda untuk tongkrongan anak-anak di Tannaga ini atau tempat yang dikenakan dengan nama tersebut menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa dengan menikmati senja Di tempat ini.
Hal ini terjadi karena anak-anak muda ataupun kalangan lainnya yang sering nongkrong di tempat ini, lebih memilih tidur atau rebahan ketika subuh atau pagi menjelang. karena biasanya setelah tarawih anak-anak laki-laki biasanya nongkrong sampai menjelang sahur, dan setelah sahur ada yang pergi shalat subuh di mesjid dan tidak sedikit pula yang kembali ke kamar atau kasur untuk rebahan.
Ramadhan kembali kita nikmati dengan keriuhan, kerja keras dan kebersamaan dengan orang-orang terkasih dengan mengajar berbagai ibadah wajib dan ibadah Sunnah untuk segala keberkahan ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar