MENULIS atau BERBICARA?
Koherensi dalam menulis adalah seni pengendalian diri Sesuatu yang terungkap dalam bahasa lisan atau tulisan dan dipadukan menjadi suatu pernyataan atau kalimat memberikan makna pada sesuatu. Meski secara tidak langsung, berbagai idiom digunakan dalam seni menulis. Contohnya termasuk hiperbola yang membesar-besarkan peristiwa, metafora dan bentuk tata bahasa lainnya, serta baraka Arab dan teknik berbicara.
Saran atau kritik terhadapnya bukan merupakan kriteria untuk mengatakan bahwa penulis tidak memikirkan apa yang ditulis tentang pola permasalahan yang muncul. Namun beberapa unsur tema penulis dalam menyelesaikan artikelnya adalah: Tema berdasarkan pengalaman penulis:
- Keikutsertaan dalam pertemuan, arisan, undangan, dan sebagainya topik berasal dari lingkungan rumah, lingkungan tetangga, lingkungan desa, dalam desa, atau lingkungan penulis yang lebih umum.
- Tema muncul dari cerita dan permasalahan orang-orang disekitar pengarang, kepada siapa pengarang dapat curhat.
- Dan cerita ditulis mengenai masalah tersebut tanpa menjelaskan siapa yang mempunyai masalah.
- Dan tentunya masih banyak bahasa yang lebih sederhana dan formal yang digunakan, dan tidak jarang penulis menambahkan beberapa ungkapan pemikiran pribadi pada prolog atau monolog tertentu.
- Tema lahir dari imajinasi penulis sendiri.
- Tentang harapan akan kehidupan yang bermakna dan impian di masa depan.
- Anda dapat mengkategorikan beberapa topik tersebut dengan membaca Alasan Topik 1 dan Alasan Topik 2.
- Namun topik 3 dan 4 sulit untuk dikategorikan, apalagi jika Anda tidak mengenal penulisnya secara langsung.
- Penulis mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata di artikel seperti ini.
Hal ini dikarenakan penulis yakin bahwa tujuan penulisan dan ketepatan makna yang disampaikan akan menjadi sumber pengetahuan sumber daya manusia di masa depan. Dalam waktu dekat dan di masa depan Ada beberapa alasan positif yang menyarankan agar seseorang menulis dan mengutarakan pendapatnya dari waktu ke waktu.
Menulis adalah cara formal untuk mengungkapkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Menulis adalah seni mengkomunikasikan gagasan melalui artikel. Dan tidak semua orang mempunyai kemampuan ini. Hanya orang-orang tertentu yang menghabiskan waktu luangnya dengan menulis. Orang-orang seperti ini diyakini lebih kreatif dalam menghadapi stres dan kebosanan dalam kehidupan sehari-hari.
Menulis sebagai sarana hiburan bagi jiwa introvert yang tidak bisa mengandalkan orang lain karena kurang percaya diri bisa bermanfaat baik dari segi jejak digital yang baik maupun dari segi imbalan materi dan rasa hormat dari orang lain. Tulisan dalam bentuk artikel dan ide menimbulkan rasa frustasi untuk menarik perhatian dan simpati orang lain, yang lebih bermanfaat dibandingkan curhat di media sosial yang banyak menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. di atas menjelaskan perbedaan antara menulis dan melampiaskan.
Bedanya yang juga sangat kentara adalah menulis diperuntukkan bagi orang-orang kreatif untuk mengekspresikan emosinya, sedangkan mengandalkan media sosial untuk menarik perhatian dan simpati pembaca dan lain sebagainya. Artinya mengungkapkan rasa malu atas kekurangan diri sendiri. Tidak semua orang yang membaca menulis dengan cara yang sama seperti yang kita berikan kepada penulis.
Namun tidak semua orang mampu bersuara dan mengungkapkan keprihatinannya sebagai bentuk perlindungan, meskipun hal tersebut dapat menjadi sarana penyebaran informasi. Ini adalah komunikasi dua arah antara pembaca dan pembaca, jadi Anda perlu menjangkau masyarakat umum. Anda juga bisa curhat di media sosial atau dengan orang lain, seperti teman atau keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar