Sayup-sayup mata
Menunjukkan hati yang tidak karuan
Dikumandangkan takbir ketiga kali itu
Hentakan kaki dari sepatu Cinderella sepasang belia
Memiliki irama yang menarik di telinga
Sepasang orang tua yang memegang kedua tangan
Sang pujaan hati Ananda,
Terbersit dalam hati harapan sang sajak ini
Kapan waktu itu datang
Bilamana dan bilamana
Sepeninggal itu
doa dipanjatkan oleh khatib
betapa agungnya Sang Pencipta
Di agungkan dan dikumandangkan
Takbir, Tahmid untuKNya Sebagai Pemujaan yang utama
Penciptaku, penciptaku.,Hanya itu yang terucap di lidah ini.
Tanpa satu katapun harapan yang diutarakan
Engkau lebih tahu apa yang kuinginkan
Bahkan apa yang dibutuhkan
Usap tangis dan haru menyemarakkan ucapan maaf
Terdengar di benturan-beNturan dinding mesjid itu
Terngiang suasana yang dahulu
Bahkan untuk menengadahkan tangan
Untuk meminta maaf kepada kedua pujangga hati
Ayah, Ibu.
Anakmu kini ingin bersamamu
Sungguh kehilangan ini adalah sakit yang luar biasa
Sakit yang tidak terarah dan harus kekeluarkam pada siapa?
Tanpa ada sanak saudara
Kau pergi tanpa warisan keluarga
Bahkan warisan tanah dan bangunan
Namun, pergi dengan pemberian nasehat
Yang baru kuyakini hari ini.
Semangat Baru kini bersemi
Dalam jiwa yang terbelenggu ini
Meramu dan meramu berbagai langkah
Agar tetap bertahan di belantara dunia dan rantauan
Kembali memasang badan
Telinga, kaki dan tangan
Untuk bertumpu pada diri sendiri
Bertumpu untuk mendapatkan penghidupan
Hidup memiliki rumah
Hidup diantara bangunan yang kokoh berdiri.
Disini Gubuk Kardusku
Dengan Semangat Baja.
By.SitiAisyah.miftahuljannah
sitiaisyah110385@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar