Rabu, 01 Mei 2024

Prinsip pengembangan struktur kurikulum merdeka

 Struktur kurikulum  Kurikulum Merdeka bertumpu pada tiga hal, yaitu berbasis kompetensi, pembelajaran  fleksibel, dan berkarakter Pancasila.



 Berikut  beberapa prinsip pengembangan struktur kurikulum merdeka. 

  • Struktur Minimal 
        Struktur minimal kurikulum  ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun, Departemen Pendidikan dapat mengembangkan program dan kegiatan tambahan tergantung pada visi, misi, dan sumber daya yang tersedia. Dalam struktur kurikulum merdeka belajar PAUD diantaranya te,ah dibahas dalam tulisan sebelumnya yaitu tentang kegiatan pembelajaran intrakurikuler, penguatan profil pelajar pancasila dan pengaturan akan alokasi waktu pembelajaran siswa.

  • Otonomi Kurikulum 

        Otonomi Kurikulum memberikan kebebasan pada satuan pendidikan dan guru untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Kurikulum berubah sesuai dengan realitas dan keadaan setempat, sehingga lebih bermakna. Persiapannya ditujukan untuk menanggapi kebutuhan, kebutuhan dan perkembangan lokal. Pengembangan kurikulum melalui satuan pengajaran melibatkan desain kurikulum yang beragam, namun lebih mudah dipahami, dipelajari, dan diterapkan oleh guru. Mereka mengembangkannya sendiri, jadi setidaknya mereka  ikut terlibat dalam pengembangan tersebut. Guru diperbolehkan kemandirian dalam kemampuan akademik dan otonomi.

        Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik dan perkembangan satuan pendidikan dan masyarakat. Sehingga sektor pendidikan secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan masyarakat. Selain itu, penerapannya juga  mudah  karena guru sendiri yang merancang kurikulumnya dengan mempertimbangkan unsur-unsur pendukung implementasi di sekolah dan masyarakat sekitar. 

        Memperkenalkan manajemen kurikulum yang otonom dan terdesentralisasi sebenarnya memerlukan penguatan peran guru, pimpinan sekolah, dan pemangku kepentingan. Sebab sebelumnya mereka hanya sekedar pelaksana, namun kini menjadi  pengembang dan pelaksana kurikulum.

  • Sederhana

        Sederhana Perubahan  kurikulum sebelumnya minimal namun tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan desain dinyatakan secara jelas sehingga mudah dipahami sekolah dan pemangku kepentingan. Sederhana artinya tidak terlihat mewah, tidak berlebihan, tetapi juga rendah hati. Namun, kesederhanaan tidak sama untuk setiap orang, karena setiap situasi berbeda. Tentu saja mereka adalah anak-anak yang hidup sederhana. olehnya itu, kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dadan keinginan dari anak siswa.

  • Gotong Royong

         Gotong Royong Pengembangan kurikulum dan bahan ajar merupakan hasil kerja sama puluhan lembaga, antara lain Kementerian Agama, perguruan tinggi, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya. Gotong Royong tetap menjadi salah satu ciri  yang  melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.             Secara umum gotong royong dalam Pancasila termasuk dalam sila ketiga persatuan Indonesia. Gotong royong sudah mengakar dalam diri kita, sudah menjadi karakter suatu bangsa, dan sudah menjadi budaya yang mendarah daging  dalam kehidupan masyarakat. Apalagi hampir seluruh daerah di Indonesia menekankan gotong royong sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. 

Kurikulum Yang baik dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman, kebutuhan lingkungan serta perkembangan anak yaitu kurikulum merdeka belajar, memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar. 


Tidak ada komentar:

DAMKAR SERTA MASYARAKAT MENYELAMATKAN SAPI YANG TERPELESET DI SUMUR

Petugas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) berhasil mengevakuasi seekor sapi milik warga yang terpeleset dan jatuh ke dalam sumur di desa itterung k...