Jagung adalah salah satu bahan pokok yang sering dijumpai di masyarakat kita Indonesia. Sebagai negara tropis, tidak jarang jagung dijadikan sebagai tanaman untuk menunggu waktu musim tanam padi bagi petani. Juga sering dijadikan sebagai tanaman campur dengan tanaman bawang di tanam secara bersamaan untuk menjaga kondisi tanah supaya tetap subur.
Tanaman jagung menjadi bahan pokok dan sumber makanan pokok, setelah padi. untuk beberapa daerah, khususnya di pegunungan, jagung sudah menjadi bagian penting dalam kebermanfaatan Dan paling banyak dikembangkan di bagian pegunungan. Hal itu terjadi karena kondisi lingkungan yang bagus untuk tumbuhnya jagung karena memiliki tekstur tanah bebatuan dan kontur tanah yang memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh tumbuhnya jagung.
Satu catatan bagi tanaman jagung tidak bisa hidup dalam kondisi tanah yang basah atau rawa atau dalam kata lain yang memiliki kontur tanah yang basah.
Jagung sebagai tumbuhan tumpang tindih yang sering digunakan petani, memiliki pekerjaan atau membutuhkan jumlah pekerja yang sangat banyak. Mulai dari proses penanaman pembibitan sampai kepada pengolahannya menjadi buah jagung yang siap diolah untuk makanan tambahan bagi manusia maupun sering dijadikan campuran bagi makanan ternak khususnya bagi peternak ayam ras dan ayam potong.
Dengan berbagai kegiatan pertanian jagung ini, sangat banyak memiliki modal yang sangat banyak, mulai dari harga bibit jagung yang sangat banyak, kemudian pupuk untuk jagung, minimal sekali atau dua kali dilakukan pembibitan, proses pengurangan hama bagi tanaman baik di semprot kepada jagung dan proses pembuangan hama tumbuhan liar di sekitar pohon jagung dan lainnya.
Kemudian pekerjaan yang sangat butuh banyak modal atau upah pekerja yaitu proses panen jagung, mulai dari pengambilan jagung dari pohonnya yang dilakukan secara manual. Sebagaimana kita ketahui bahwa panen jagung di Indonesia masih dengan proses secara manual, tdak sama dengan petani di luar negeri yang menggunakan sistem pertanian modern.
Ada beberapa faktor yang menyebabkannya susahnya untuk menerapkan pertanian modern di lingkungan Indonesia, karena luas lahan setiap orang yang berbeda, dan dimiliki pribadi oleh masyarakat, sehingga paling banyak dan paling luas, jika ada satu hektar dalam satu hamparan lahan jagung yang ada. Selanjutnya jagung banyak di tanam di bagian pegunungan, sehingga menjadi tantangan sendiri dilakukan proses panen secara modern, secara manual saja sangat membutuhkan kejelian dan ketelitian karena berada di dekat jurang di setiap sisi, serta jalan yang rimbun.
Proses panen yang membutuhkan pekerja yang banyak, tidak hanya itu proses panen selanjutnya setelah mengambil buah jagung yang kering di pohonnya, kemudian memisahkan kulit jagung dengan daging buah. Proses ini juga perlu hati-hati dan dilakukan satu persatu lagi.
Dalam proses ini juga perlu ketelitian, karena kulit jagung yang agak kasar, menggunakan pisau atau alat kemudian proses pengangkutan dari lahan sawah ke tempat penampungan atau biasanya kerumah masyarakat yang membutuhkan jasa ojek gabah, yang biayanya diperkirakan sekitar 25.000 satu karung untuk satu kali angkutan umum. Jika ada 10 karung maka biayanya 250.000.
Tidak hanya sampai disitu, untuk jagung yang masih dengan pipilan, ada petani yang langsung menjualnya ke tengkulak, Jagung adalah salah satu bahan pokok yang sering dijumpai di masyarakat kita Indonesia. Sebagai negara tropis, tidak jarang jagung dijadikan sebagai tanaman untuk menunggu waktu musim tanam padi bagi petani. Juga sering dijadikan sebagai tanaman campur dengan tanaman bawang di tanam secara bersamaan untuk menjaga kondisi tanah supaya tetap subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar