Prinsip pengawasan merupakan dasar bagi semua orang dalam melakukan pengawasan, baik sebagai seorang pemimpin maupun sebagai masyarakat umum dalam mengawasi berbagai kebijakan atau kegiatan yang ada di sekitar kita. Kegiatan pengawasan merupakan kegiatan orang-orang yang memiliki kepedulian dan komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan secara penuh.
sebagaimana diketahui bahwa prinsip pengawasan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Selain keempat prinsip pengawasan yang dijelaskan sebelumnya dalam blog ini, terdapat pula prinsip pengawasan sebagai berikut:
Prinsip Pancasila
Seluruh tenaga pendidikan Indonesia harus konsisten mengamalkan prinsip-prinsip Pancasila secara murni dan konsekuen. Pancasila adalah prinsip dasar atasan. Pengawas dapat berupa direktur sekolah atau madrasah. Tentu saja prinsip dasar dalam melakukan pengawasan dan pengawasan adalah menghormati Tuhan Yang Maha Esa, rasa kemanusiaan terhadap sesama warga negara, adanya persatuan antar organisasi, mengutamakan nasehat, dan keadilan baik terhadap pengawas maupun dirinya sendiri. Seseorang yang mengawasi.
Prinsip Praktis
Prinsip Praktis artinya segala sesuatu didasarkan pada pelaksanaan yang dilakukan. Prinsip positif merupakan pedoman yang harus diikuti oleh pengawas agar pembinaan berhasil, dan prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh diikuti oleh pengawas dalam melakukan supervisi.
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui oleh para manajer, terbagi menjadi prinsip positif dan prinsip negatif.
- Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam pekerjaan seorang manajer.
Pengawas bertanggung jawab atas kualitas guru dan staf yang diawasinya. Oleh karena itu, kemampuan seorang pemimpin untuk memenuhi tanggung jawab ini sangatlah penting. Prinsip dasar kepemimpinan telah dikenal sejak lama dalam sejarah umat manusia. Dalam masyarakat kuno, kepemimpinan adalah soal kelangsungan hidup. Namun kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan.
- Manajer harus memiliki kualitas dan keterampilan untuk memimpin anggota organisasi.
Informasi tentang atasan Anda memberikan informasi tentang hasil pengawasan Anda, hasil apa yang Anda peroleh, dan orang-orang yang Anda awasi. Faktor keluaran merupakan besarnya hasil yang dicapai suatu unit kerja dan memberikan informasi mengenai seberapa baik seseorang mencapai apa yang direncanakan.
Faktor-faktor produksi tersebut meliputi produktivitas, kualitas, profitabilitas (profitabilitas), dan efisiensi. Faktor manusia menunjukkan tingkat kerjasama antar karyawan masing-masing perusahaan dan tingkat kepuasan karyawan. Ini termasuk tingkat antusiasme, ruang lingkup dan jenis komunikasi, tingkat motivasi, komitmen terhadap tujuan perusahaan, dan tingkat konflik antarpribadi dan kelompok. Tujuan di tempat kerja tidak dapat dicapai kecuali manajer berkolaborasi dengan karyawan untuk mencapai hasil. Ketika manajer gagal mengatasi faktor manusia, komunikasi dapat terputus dan berbagai bentuk konflik dapat muncul.
- Motivasi kerja karyawan menurun, ketidakhadiran dan pengunduran diri karyawan menjadi permasalahan utama. Permasalahan tersebut berdampak pada faktor produksi seperti tidak tercapainya target, peningkatan biaya, dan penurunan kualitas produk.
- Pengawasan dapat terlaksana dengan baik apabila semua orang yang terlibat dalam proses antusias dan profesional terhadap proses pengawasan yang ada.
- Hasil pengawasan kemudian digunakan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan dan memperbaiki kegiatan lainnya.
Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa prinsip pengawasan dapat bersifat praktis dan dimensi pancasila. ini merupaakn bagian pengawasan yang bisa dilakukan dalam berbagai tindak lanjut dalam berbagai kegiatan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar